Selasa, 31 Juli 2012

Bentuk-bentuk karangan dalam mapel Bahasa Indonesia

A. Deskripsi 

Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf deskripsi:
Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Contoh Paragraf:


Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang baru saja dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kota kelahiranku. Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO. Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. buku ini adalah buku pertama yang kubeli saat aku kuliah dulu. Aku memandang lagi secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja kasir. Hembusan angin dari AC cukup membuat udara terasa sejuk di bulan Mei yang panas ini.


B. Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.


Ciri-ciri paragraf eksposisi:
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
a. Memaparkan definisi (pengertian).
b. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.
Contoh:
Paragraph 1 (a)
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.


Paragraph 2 (b)
Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri; keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melaluin latihan atau belajar sungguh-sungguh.
Sumber : www.telukbone.org


C. Argumentasi
Karangan argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri karangan argumentasi:
Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
Penutup berisi kesimpulan.
Contoh:
Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
Sumber : www.publicopinion.com


D. Narasi
Menurut Keraf (2000:136), ciri karangan narasi yaitu:
Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
Dirangkai dalam urutan waktu.
Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
Ada konfliks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis.



Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
Jenis-jenis Karangan Narasi
a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)
Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
Contoh:
a. Narasi ekspositoris
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahma, sang pengantin….
Sumber : Tempo, 20 Februari 2005 dari alamat website www.scribd.com


b. Narasi sugestif
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi semuanya gagal.
Sumber : Terampil Menulis Paragraf 2004: 66 dari alamat website www.scribd.com


Contoh lain :
Kemampuan apresiasi musik pada seorang anak dapat dibentuk melalui tiga cara. Pertama, secara alamiah seseorang dibiasakan mendengarkan karya musik. Kebiasaan itu dimulai sejak anak masih berupa janin dalam rahim ibunya. Persentuhan emosi sang ibu dengan berbagai irama yang didengarkan akan ikut dirasakan oleh janin. Besar kemungkinan akan terjadi respons motorik janin yang dirasakan oleh sang ibu. Kedua, sejak anak dilahirkan ia dibiasakan dengan berbagai irama musik yang mengiringnya pada saat menjelang tidur atau bermain. Alat pendengar anak menjadi peka menangkap berbagai irama dari instrumen musik yang didengarnya. Lambat-laun, seiring dengan pertumbuhan fisik dan kognisinya, musik akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak. Ketiga, apresiasi musik dikembangkan melalui pendidikan formal. Untuk itu, pendidikan musik diarahkan kepada pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan sikap kritis serta kreatif terhadap karya musik.




E. Persuasi
Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.


Contoh:
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional.
Sumber : Kompas,14 Mei 2009 dengan perubahan seperlunya


Contoh 2: 
Kita semua mengetahui bahawa kondisi lingkungan Kota Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang kotor akibat pembuangan limbah yang tidak teratur serta pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor yang semakin banyak. Ini semua dapat menyebabkan gangguan bagi makhluk hidup di Kota Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita dapat terganggu dan keindahan Kota Jakarta tercemar. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan lingkungan kota ini dengan berbagai macam usaha. Di antaranya adalah dengan penghijauan, pembuatan taman kota, dan pelarangan membuang sampah di sembarang tempat. Ini semua dapat mengendalikan keindahan Kota Jakarta.

Minggu, 29 Juli 2012

Puisi Islami


= = =   Sujud Tahajudku   = = =
Sujud tahajudku hanya akan menjadi penutup
Derai-derai tangis malam ini
Hati yang perih, kubawa berlayar dengan do`a-do`a
Sepanjang I`tikaf malam
                Nafsu kemarauku tumpah
                Menjilat setiap sajak yang membeku dalam lembaran
                Lembaran waktu
Disebuah penghujung malam
Nyanyian jangkrik merangas kemarau
Menemani Derai tangis mataku
Mata yang karam semakin laut
                Sujud tahajudku adalah satuan gerbang penyerahan
                Dari segala tubuh, sepanjang I`tikaf malam
                Sebab kata dalam fatwanya
Setiap manusia memiliki dosa
Entah kecil hingga besar
Dan derai air mataku adalah sebuah pembalasan
Karena pintu maaf masih terbuka sepanjang malam

Sabtu, 28 Juli 2012

Opini Islam



= = = ISLAM DI INDONESIA – Santri menuju masa depan = = =
     Islam adalah agama yang secara relative datang paling belakang di Indonesia dan hal ini membentuk ekspresinya di negeri ini.Indonesia tak banyak member informasi mengenai proses perpindahan agama. Akan tetapi, pada saat yang sama, perpindahan agama, terutama di pedalaman Jawa, sebenarnya terjadi belum terlalu lama. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa Indonesia masih berada dalam proses pengislaman.
     Kapan Islam pertama datang di Kepulauan Nusantara ini ? Dapat dikatakan bahwa kita benar-benar tidak tahu mengenai hari ini. Batu-batu nisan dengan tulisan arab yang ada sejak ada lebih dari 7 abad yang lampau telah ditemukan di beberapa tempat separuh kepulauan ini bagian barat. Namu demikian, tidaklah jelas apakah batu-batu nisan ini meerupakan pertanda awal munculnya tempat pemukiman islam atau hanya menandakan tempat peristirahatan terakhir. Muslim-muslim asing, atau bahkan mungkin batu-batu nisan itu hanyalah batu pemberat yang dibuang oleh kapal-kapal dagang yang lewat.
     Barang kali yang lebih penting adalah bahwa pada umumnya islam masuk secara damai. Kita tidak akan pernah tahu dengan rinci bagian sejarah ini dan juga mekanisme yang tepat mengenai bagaimana masyarakat di kepulauan-kepulauan di Asia Tenggara berpindah agama menjadi muslim. Hal itu disebabkan karena hamper tidak ada bukti arkeologi yang tertinggal.
SANTRI DARI ABANGAN
     Indonesia adalah negara muslim terbesar didunia dengan mayoritas penduduk beragama islam. Kira-kira 85 % dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia, atau kurang lebih dari 190 juta jiwa, adalah muslim. Namun di Indonesia menjadi muslim bukanlah hal yang sama bagi setiap orang. Secara garis besar terdapat apa yang dinamakan muslim santri ( Ta`at ) dan muslim bukan santri ( Abangan ).
     Muslim santri adalah mereka yang menjunjung tinggi kelima pilar islam. Mereka tidk saja mengakui sebagaimana kaum muslim lainnya, bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh dan Nabi Muhammad adalah Rosul-Nya, Tetapi juga secara teratur melakukan sholat, berpuasa selama bulan ramadhan, mengeluarkan zakat, dan menunaikan ibadah haji ke Baitulloh. Singkat kata muslim santri adalah mereka yang secara totalitas memperhatikan ajaran islam.
     Adapun muslim bukan santri atau bukan santri atau disebut muslim abangan adalah mereka yang hanya menjadikan muslim itu cuma sekedar gelar saja, atau biasa disebut islam KTP , walaupun sebenarnya mereka mungkin saja ingin lebih rajin dan teratur menjalankan syariat islam. Tetapi pada kenyataannya, syariat islam hanya sebagai suara simpang siuryang masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan.
     Sebelum akhir tahun 1970-an, jumlah kaum abangan mungkin lebih besar daripada santri,terutama di kota-kota besar. Akan tetapi sejak akhir tahun 1970-an terdapat kebangkitan minat akan islam dan pada tahun 1980-an dan 1990-an banyak dari kaum abangan beralih menjadi kaum santri.
KIAI MENJADI PRESIDEN
     Kiai menjadi presiden merupakan suatu hal yang fenomenal menurut banyak orang. Namun tidak dengan apa yang dipahami oleh guru bangsa kita yaitu Gus Dur. Gus Dur yang merupakan kiai yang dulu adalah seorang santri, adalah seorang yang pluralis yang mempunyai komitmen terhadap sikapnya. Gus Dur adalah cucu dari Hadrotus syeikh KH. Hasyim Asy`ari dan KH. Bisri Sansyuri dan juga putra dari KH.Wachid Hasyim. Walaupun beliau keturunan orang-orang yang terpandang, namun beliau tidak membuat hal itu merupakan  sesuatu yang spesial. Beliau malah menjadikan semua itu sebagai cambuk semangat untuk menjadi seseorang yang lebih baik.
     Ketika berumur 12 tahun,  beliau sudah ditinggal wafat ayah beliau. Betapa terpukulnya hati Gus Dur. Ayah yang selalu mengajari dan membentuk kepribadian dari Gus Dur, pergi dengan sekejap. Namun hal tersebut tidak mematahkan  semangat Gus Dur untuk terus belajar dan belajar. Dan akhirnya menjadi orang yang fenomenal seperti sekarang.
     Sepantasnya kita yang juga seorang santri patut meniru semangat beliau untuk terus melangkah menghadapi tantangan zaman, anya di pondok saja, tidur-tiduran dan bermalas-malasan. Apakah kita akan menjadi seperti itu ?
     Sekarang beliau sudah tiada. Sepatutnya kita meneruskan perjuangan beliau untuk mengubah dunia ini menjadi lebih baik. Semoga kita dapat melakukannya. Amiinn…

 




Jumat, 27 Juli 2012

Agar Ramadlanmu menjadi berkah


=== ^_^   PUASA RAMADLAN  ^_^  ===
     Ramadlan menurut bahasa artinya pembakaran. Sedangkan menurut  istilah puasa Ramadlan adalah puasa wajib yang dilaksanakan pada bulan Ramadlan.
     Puasa Ramadlan berhukum wajib bagi setiap orang mukallaf ( orang yang sudah baligh ( dewasa ) dan berakal ( tidak gila ) yang kuat melakukannya.
     Allah berfirman  :
 
 
  yang Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan [ Maksudnya memberi Makan lebih dari seorang miskin untuk satu hari ], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
     Diriwayatkan dari Rosululloh SAW, bahwasanya beliau bersabda,  “Sandaran (pegangan) islam dan dasar-dasarnya ada 3. Di atasnya islam didirikan. Barangsiapa meninggalkan salah satunya, maka dikatakan kafir yang halal darahnya (boleh dibunuh) :
1.    Syahadat, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah (dan Muhammad utusan Allah),
2.       Sholat wajib, dan
3.       Puasa bulan Ramadan. ( HR. Abu Ya`la dari Ibnu Abbas ).
     Puasa terbagi atas 3 tingkatan, yaitu :
1.       Puasa `Am (umum), yaitu puasa yang dikerjakan oleh kebanyakan orang awam. Dengan cara mengekang diri dari makan, minum, serta melakukan hubungan suami istri. Dalam istilah tasawwuf puasa ini disebut dengan puasa syari`at.
2.      Puasa Khosh (khusus), yaitu puasa yang dikerjakan oleh kebanyakan para sholihin (orang-orang sholih). Dengan cara mengekang anggota badan dari segala perbuatan dosa. Dalam istilah tasawwuf puasa ini disebut dengan puasa thoriqot.
     Yang demikian itu dapat tercapai hanya dengan menguasai lima perkara secara istiqomah, yaitu :
a.       Menundukkan pandangan mata dari hal-hal tercela menurut agama.
b.      Menjaga lisan dari ghibah, dusta, adu domba, dan sumpah palsu.
c.       Menjaga telinga dari mendengarkan hal-hal yang dilarang oleh syari`at.
d.      Menjaga seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang dilarang oleh syari`at.
e.      Menjaga perut dari memakan makanan syubhat kala berbuka.
f.        Tidak terlalu kenyang ketika berbuka, sekalipun dengan makanan yang halal.
3.       Puasa Khaweashu al-Khawash (istimewa), yaitu menjaga gerak hati dari tertuju pada hal-hal duniawi, sehingga membuat hati berpaling dari mengingat Allah. Dalam istilah tasawwuf puasa ini disebut dengan puasa haqiqat.
     Dalam tingkatan ini, bila  memikirkan ha-hal selain Allah, puasanya menjadi tidak sah. Sebab hakikat puasa ini adalah menghadapkan jiwa dan raga sepenuhnya hanya kepada Allah, dan berpaling dari selain-Nya.
Di kutip dari : Buku Agar Ramadlanmu menjadi berkah,
Pengarang : K.H. A. Kholiq Hasan, M.HI.